Menes adalah nama sebuahm Kecamatan diKabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Menes terkenal dengan kota santrinya, karena kecamatan ini memiliki banyak madrasah besar dan pondok pesantren salafiyyah. Di Menes terdapat 6 madrasah yang dimiliki oleh berbagai organisasi keagamaan di Indonesia, diantaranya :
1). Mathla’ul Anwar Pusat yang berdiri megah di prapatan Cimanying, desa Menes,
2). Mathla’ul Anwar Linahdlatil ‘Ulama yang bertempat di Alun-alun timur, desa purwaraja
3). Nurul Amal Pusat bertempat di Samping Masjid Kadu Bangkong, desa purwaraja
4). Anwarul Hidayah Pusat yang bertempat di kp. Ciputri, desa Alaswangi
5). Ahlussunah waljama’ah di Cimanying, desa menes
6). Muhamadiyah di kp. Kadu logak, desa purwaraja
1. Pendapatan Penduduk
Penduduk Menes rata-rata adalah Pegawai Negeri Sipil, petani dan wiraswasta. Salah satu produk unggulan Menes :
- Emping Melinjo yang dibuat dari buah tangkil (Gnetum gnemon). Di kecamatan ini terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping). Menes memang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan oleh pemerintah daerah dengan penghasilan utama emping melinjo. Di sini, Anda akan disuguhi beragam emping dengan rupa-rupa rasa yang khas hasil olahan tradisional. Emping yang sudah menjadi kebanggaan sekaligus ikon masyarakat Pandeglang itu dihasilkan berkat tangan-tangan terampil para penduduk Menes. Tak heran bila kemudian emping produksi mereka disebut dengan nama emping menes. Emping hasil olahan ini memiliki cita rasa yang khas dan aroma yang sangat menggoda. Inilah yang membedakan emping menes dengan emping lain di Tanah Air.
- Kue Balok yang terbuat dari ubi batang (Singkong) yang memiliki rasa yang sangat khas, singkong banyak ditanam dimenes dengan populasi ubi jalar 2283 ton pertahunnya yang ditanam diatas 233 Ha.
- Peternakan domba yang berpopulasi di daerah ini berkisar 5743 ekor pertahunnya.
2. Peninggalan Sejarah
- Peninggalan Megalitikum
- Peninggalan Kesultanan
- Peninggalan Zaman Penjajah
Menes mempunyai banyak sejarah, banyak peninggalan peninggalan yang terdapat dimenes dari zaman megalitikum, zaman kesultanan hingga zaman penjajahan. Di menes terdapat situs peninggalan zaman megalitikum yang disebut situs batu go’ong citaman, situs batu tulis muruy, situs alaswangi dan lainnya, sedangkan pada zaman kesultanan banyak terdapat masjid-masjid yang dibuat pada zaman itu yang usianya ratusan tahun, dimenes banyak pondok pesantren salafiah yang masih mengakar, hampir ditiap desa terdapat pondok pesantren salafiah. Bentuk peninggalan zaman belanda adalah Kwadanan yang berdiri megah pusat kota yang sekarang dijadikan sebagai kantor kecamatan. Tangsi atau kantor kepolisian yang sudah pugar, stasiun kereta api di kampung benteng. dan masih banyak peninggalan lainnya.
3. Batas Wilayah
Batas Wilayah Kecamatan Menes
- Sebelah Utara : Kecamatan Jiput dan Kecamatan Pulausari
- Sebelah Timur : Kecamatan Cisata
- Sebelah Selatan : Kecamatan Cisata dan Kecamatan Cikedal
4. Pendidikan
Rata-rata penduduk menes berpendidikan sampai sma dan perguruan tinggi, di menes sendiri terdapat berbagai lembaga pendidikan dari Kober (TK), SD sampai PT.
Tolong kepada aparat pemerintah terkait lindungi dan pelihara benda-benda pusaka yang ada di menes,, bangunan-bangunan sejarang dan lain sebagainya. contohnya saja bangunan penjara jaman belanda yang tidak terawat..
sepakat urang ka, lamun benda cagar budaya eta ulah ditelantarkeun kitu bae. sok perih kana hate ningalina. ja urang mah te boga kawasa jadina ngan saukur bisa ngurut dada.
uhun Kang satuju..menes ialah kota sejarah,,so semua cagar budaya,,harus di rawat jagan di rusakk,,( tangsi dah rata sama tanah),,
enya ka. teu aya perhatian ti pamarentah. padahal alus, tapi alun-alun na oge meuni siga lueuweung hehe..
sy keturunan menes yg lahir di jakarta 33 thn lalu n baru 3 thn terahkir menetap di menes n merasa takjub dng kebudayaan n peninggalan sejarah yg ada tp syng tdk terawat krn masyarakatnya udah ikut2an budaya barat.mari kita semua yg meresa orang menes rawat dan pelihara itu smua.
dimana di menesnya? siapa tahu ketemu di jalan pak dodi